oleh deeyah*
Cianjur subur, cianjur makmur..
Kota penuh nostalgia, saat ku dulu masih belia.
Menapaki inci demi inci trotoar jalan dengan suka cita, walau hanya beralas sepatu kumal tak berupa
Jalanan Pasir Hayam, Jebrod hingga Ramayana, saksi langkah yang pongah dan perkasa.
Di bumi cianjur pula ku mengenal dia, lelaki yang tersipu saat menta'arufi cinta.
Itulah mengapa cianjur tak akan pernah ku lupa.
Lama tak jumpa, kenangan hanya tersimpan dalam bilik ingatan.
Namun tetiba tersiar kabar cianjur berduka.
Tak kuasa menahan geliat bumi titah yang kuasa.
Ada yang hancur lebur, ada yang bertahan dalam retakan, ada yang mengais dari puing-puing reruntuhan.
Tetiba pula, hiruk pikuk pasar jadi jeritan kesakitan, derai tawa balita jadi tangisan yang memilukan, wangi pandan dari nasi yang masih mengepul berubah jadi anyir darah yang memuakkan !
Cianjurku, kau sampaikan amanat Tuhan, menghadirkan kesadaran bagi jiwa yang terlena, jiwa yang bebal, jiwa yang amnesia bahwa suatu saat entah di detik mana kita dipanggil begitu saja oleh DIA
Tasikmalaya, 25 November 2022
*anggota FLP Sukabumi
Komentar
Posting Komentar