Puisi: Detik Mengguncang

Puisi: Detik Mengguncang 

Oleh Def Neehaya (FLP Cianjur)


Siapa sangka hari cerah jadi berdarah-darah

Paginya sumringah

Siang sampai malam terengah-engah


Hanya hitungan detik bumi berguncang

Pasca itu berdampak amat panjang


Di jalanan serine pengangkut mayat dan bala bantuan mengaung, meradang, menerjang tengah kota.

Di lapang-lapang, manusia terluka saling bertatapan, menahan ngilu dan duka serta merta berbicara dengan segala cara agar saling bertukar berita.


Tentang bagaimana rumah-rumah yang roboh, pohon-pohon yang tumbang, listrik mati, air keruh dan banyak kerabat yang hilang dalam timbunan tanah merah di tebing Cugenang.


Isak tangis dalam kegelapan itu saling tindih dengan angin yang lebih kencang, saling bersahutan dengan suara keroncongan dan gemertak gigi kedinginan.


"Tolong! Tolong! Tolong!"

Semua korban

Kecuali Tuhan.

Andaikan waktu dikembalikan, berurailah penyesalan-penyesalan,

Sayang tak ada lorong pengubah keadaan.


Cianjur, 22 November 2022

Komentar